Sejarah Batu Itam



Asal nama Desa Batu Itam ada kaitannya dengan legenda   Kota Tapaktuan, karena kejadian tsb dalam kurun waktu yang sama ada tanda alam dan bukti kuburan yg terletak sekitar kota Tapaktuan sekarang ini. Pada zaman dahulu hiduplah sepasang naga di sebuah gunung dan setiap hari selalu berenang sambil mencari makan di laut. Mereka tidak memiliki anak, siang malam mereka berdoa agar dikaruniai anak. Akhirnya Impian ini terkabul, yakni saat mereka mendapatkan bayi perempuan yang diberi nama Putri Bungsu (Putro Bungsu), anak seorang raja dari negeri antah berantah yang hayut dan terapung-apung di tengah laut. Pasangan naga ini mengambil, lalu memelihara dan merawat Putro Bungsu hingga remaja. Bertahun-tahun orang tua Putro Bungso mencari anaknya yang hilang dengan menggunakan kapal, hingga akhirnya rombongan ini sampai di daerah teluk yang indah dan tenang. Mereka melihat ada tempat pemandian di pantai, di kaki gunung dan mereka berpikir pasti ada orang tinggal di daerah itu. Lalu mereka menunggu sambil meminum air kelapa yang banyak tumbuh di situ. Hingga akhirnya, mereka melihat seorang gadis turun dari gunung dan mereka bertanya tentang asal asul gadis itu. Setelah bercerita dan melihat paras Putro Bungsu yang sangat mirip dengan Raja dan Ratu mereka menjadi yakin bahwa gadis itu adalah anaknya dan Putro Bungso pun yakin bahwa dia sudah bertemu ayah dan ibunya.

Mereka lalu naik kembali ke kapal dan berangkat meninggalkan tempat pemandian itu. Saat itu Naga sedang tidur dan ketika terbangun mereka tidak melihat Putro Bungso di sisi mereka, tapi ada nampak kapal yang sedang berlayar menyusuri pantai menuju ke arah utara. Naga yang curiga turun menuju pantai dengan tergesa-gesa sehingga menyebabkan jalan yang dilalui membentuk alur. Kecurigaan naga ternyata benar, kapal itu membawa Putro Bungsu. Naga pun mengamuk, berusaha merebut Putro Bungsu. Ombak laut berubah menjadi pasang, angin laut berubah menjadi topan, gerimis berubah menjadi hujan, kapalpun oleng Putro Bungsu tercampak ke laut dan diselamatkan oleh Naga.

Tersebutlah seorang Tuan Tapa (orang yang sedang bertapa) yang sakti di sebuah gunung yang masih berdekatan dengan gunung tempat tinggal naga. Suasana yang menggelegar membuat Ia terusik dari pertapaannya. Ia turun ke pantai dan terkejut menyaksikan apa yang terjadi, dua ekor naga membopong Putro Bungsu dalam hiruk pikuk gelombang laut yang ganas, sementara orang tua si gadis tetap berusaha meraih kembali putrinya. Melihat kenyataan itu, Tuan Tapa membantu orang tua Putro Bungsu dan bertarung dengan sang Naga. Pertempuran itu berlangsung sangat dahsyat, bukit pantai menjadi alur dan pulau terbelah dua. Tuan Tapa mengayunkan tongkatnya ke badan sang Naga. Sang Naga menggelepar, Tuan Tapa terhoyong, darah sang Naga muncrat menyiram laut dan bukit, tongkat dan kopiah Tuan Tapa tercampak ke laut. Putro Bungsu dapat direbut kembali dan diserahkan kepada orang tuanya.

Bekas pertempuaran ini masih dapat dilihat hingga kini. Tapak kaki Tuan Tapa (kemudian dijadikan nama Kota TAPAKTUAN) ada di kaki bukit Gunung Lampu dan kopiahnya di laut dekat Tapak Tuan Tapa (Gampong Hilir), tongkatnya di laut (Gampong Lhok Keutapang), kuburan Tuan Tapa di Tampat (Gampong Padang), darah yang menyirami bukit dan sisik naga di disebut “Batu Merah” (Perbatasan antara Gampong Batu Itam dengan Lhok Bengkuang Timur), pulau yang terbelah yang disebut Pulau Dua (di Kec. Bakongan Timur) dan “HATI NAGA” di sebut “BATU ITAM“. Tempat Tuan bertapa disebut Gunung Tuan dan tempat tinggal naga disebut Gunung Alur Naga, Tempat pemandian Putro Bungsu di pantai berada di kawasan Sawang Kabau dan tempat pemandian lain ada di air terjung Tingkat Tujuh di Gampong Batu Itam. Orang tua Putro Bungsu mengurungkan niatnya kembali ke kerajaannya, Mereka menetap dan mendirikan kerajaan di tempat Putro Bungsu ditemukan. Menurut legenda, dari keturunan inilah asal usul masyarakat asli Tapaktuan.

        Sejarah Pemerintahan Gampong Batu Itam

      Tahun 40-45an, penduduk Gampong Batu Itam tinggal menyebar di dalam gampong membentuk kelompok-kelompok, sebagian kelompok permukiman berada di kawasan Gunung Tinggi. Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, maka kelompok-kelompok inipun turun kelembah membentuk permukiman baru di pinggir jalan raya.





Batu Itam

Alamat
Jl T Cut Alii Dusun 2 Gampong Batu Itam
Phone
0852 6176 0211
Email
[email protected]
Website
batuitam.sigapaceh.id

Kontak Kami

Silahkan Kirim Tanggapan Anda Mengenai Website ini atau Sistem Kami Saat Ini.

Total Pengunjung

19.819